Blog berisi curhatan si lajang

Senin, 28 Mei 2012

Banyak tidak selalu Bagus

Writing a tune...

Musik sekarang gak ada yang enak. Begitulah kata ortu gue yang selalu terdengar seperti kaset rusak. Walau kadang kesel dengerinnya, tapi harus diakui bahwa musik sekarang jarang yang bisa terus-terus enak untuk didengar. Belum lagi nadanya yang rada mirip antara yang satu dengan yang lain.


Nyokap gue selalu dengan bangganya bilang liat tuh, musik-musik jaman dulu masih enak terdengar hingga masa yang sekarang. Lagu-lagunya Elvis, Nat King Cole, and so on. Yah, mungkin omongan nyokap gue gak harus didengerin sih karena menurut dia orang terkece di dunia ya Elvis Presley aja. Hihihihh...

Tapi terkadang gue pikir, mungkin karena pada masanya mereka yang jadi penyanyi gak sebanyak sekarang. Lagu-lagu juga gak terus-terusan bermunculan seperti saat ini yang jangan-jangan setiap beberapa detik sekali ada lagu baru. Kemudian muncul lagi idola baru yang akhirnya digantikan lagi oleh yang lain hanya dalam waktu yang singkat.

Dan kalau dilihat-lihat lagi, gak hanya penyanyi yang membludak. Tapi juga segala jenis produksi... Loh, gue kok jadi melenceng kemana-mana... Tenang, masih ada hubungannya kok...

Dirumah gue, ada ember yang usianya sama dengan gue (which is I am not going to tell youuuuu...) . Sudah mulai ada kerusakan disana sini, tapi secara keseluruhan ember itu masih bisa digunakan. Karena orang dulu benar-benar mementingkan kualitas daripada kuantitas; gitulah kata bokap. Jadi, pemakaiannya juga bisa dalam jangka waktu lama sehingga orang merasa senang menggunakan produk tersebut. Kalau belum rusak total ya untuk apa diganti?

Sekarang kalau konsumen males beli barang ya berabe dong buat produsennya. Sehingga jadi kepikiran (gue itu kebanyakan mikir ya) apa memang kualitas barang-barang sekarang memang tidak sebagus dulu? Apa karena orang-orang sekarang juga cepat bosan sehingga senang berganti-ganti barang walau belum rusak?

Tapi masa iya sih, musik juga dibuat asal-asalan yang penting ada lagu baru muncul? Karena orang sekarang juga cepat jenuh sehingga mau yang baru lagi dan lagi? Alias tidak bisa menghargai apa yang ada?

*Sesi mikir gak jelas*

Jumat, 25 Mei 2012

Surprising SeoulMate


Gue baru pertama kali membaca karya dari Lia Indra Andriana yang judulnya adalah: SeoulMate.

Jujur saja, awalnya gue mengira ini bakal jadi cerita romance biasa yang bersetting di Korea. Girl meets boy and other third and fourth party come along ruin everything.

Tapi, pas gue baca summary cerita di cover belakang wah...jadi penasaran. Ternyata bercerita tentang cewek Korea yang punya kemampuan berkomunikasi dengan hantu. Dan lebih surprise lagi pas baca kalau dia bergabung dengan organisasi yang namanya SeoulMate.

Buku ini memang bercerita tentang romance seperti yang gue duga. Yang tidak gue duga tentunya bagaimana pengarangnya membuat cerita romance ini jadi gak biasa dengan organisasi SeoulMate itu. Gimana enggak, manusia dan hantu bisa bekerja sama bareng. Bahkan mereka terima pekerjaan dari orang-orang yang butuh bantuan yang rada lain dari yang lain. Dan ada-ada aja kasusnya yang gak terpikir sama pembaca. Jadi ada kejutan lagi dan lagi.

Yang membuat gue salut banget sama pengarangnya, baca buku ini bakal mengira ini buku terjemahan pengarang luar. Gimana enggak? Lia menguasai banget bahan-bahan yang berhubungan dengan Korea. Usahanya yang dia jelaskan dalam ucapan terima kasih di awal buku ini memberikan gambaran kalau risetnya itu dalem banget bow! Membuat kita yang membaca jadi sedikit banyak tahu oh, tempat itu begitu. Wah, baru tahu ada pertunjukan ini dan itu di Korea. Ada hiburan dan ada tambahan pengetahuan juga dari ucapan-ucapan bahasa Korea yang selama ini cuman kita dengerin lewat film.

Soal nama tokoh cowok-cowoknya membuat gue nyengir karena yang satu menggunakan nama SiWon sehingga jadi inget Super Junior. Lalu yang satu lagi ada Jang Geun Seok. Berasa nonton film drama dengan dua cowok itu sebagai tokohnya.

Dengan kejutan demi kejutan dari buku SeoulMate ini jelas dong membuat gue ingin tahu bagaimana kelanjutan ceritanya. Dan seneng banget gue tidak usah menunggu terlalu lama karena lanjutannya SeoulMate is You sudah ada . Apakah akan ada kejutan-kejutan lagi bagi pembacanya? Hmmmm... ;)

Jumat, 11 Mei 2012

Simpati



Beberapa hari terakhir ini berita jatuhnya pesawat Sukhoi di area gunung Salak ramai beredar di media.

Turut bersimpati pada keluarga korban yang jadi penumpang atau awak pesawat itu terserah pada kita sendiri. Yang gue gak pernah abis heran karena ada aja orang yang langsung merasa sok tau dan membuat lelucon atas kecelakaan tersebut.

Ada berita yang menyebarkan kalau penumpang masih menyalakan hape di dalam pesawat. Walau hal tersebut telah dibantah oleh perusahaan dimana korban bekerja, tapi hal itu udah keburu tersebar kemana-mana. Dan memancing komentar nyinyir di banyak media online. Padahal kita tahu kebenarannya aja belum pasti tapi sudah usil berkomentar. Kalau bisa sepedas mungkin seolah kita aja yang disiplin di dunia itu. Dalam hal mematikan handphone sih iya, hal lain belum tentu juga kan? Dan kalaupun benar, apa ada gunanya sih diributkan lagi sekarang?

Kedua, kita jangan jadi Olga-olga yang gak lucu deh. Ingat kan pas dia sedang memerankan hantu dan dalam dialognya dia bilang jadi hantu karena mati diperkosa supir angkot? Sama sekali gak lucu dan gak tahu sopan santun. Heran, mulut kayak ember gak ada penjaganya sama sekali. Orang yang bikin lelucon gak lucu mengenai kecelakaan dan musibah itu bener-bener gak punya rasa peduli. Yang menyebarkan, menurut gue pribadi ya sama aja. Kalau dibilang gue gak punya rasa humor ya mungkin juga. Karena gue gak bisa melihat apanya yang lucu dari tragedi yang menewaskan manusia lain.

Ohya, itu sudah jadi pakem para reporter ya untuk bertanya,"Bagaimana perasaannya?"
Hallowww? Menurut elooooo? Apa perlu dijelasin??? Ilmu-nya cetek banget ya sampai gak bisa bertanya yang lebih baik?

Ternyata bersimpati sama orang lain kalau gak ngalamin sendiri: memang susah.

Senin, 07 Mei 2012

Media Sosial

Lampions

Jaman media sosial begini, seorang teman gue pernah bilang media sosial itu bisa mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat.

Kalau dipikir-pikir, benar juga sih kata-kata itu. Contoh paling nyata adalah, gue bisa berhubungan sama temen  yang tempat tinggalnya jauh bener di ujung dunia. Tapi, tragisnya orang yang sudah lama gue kenal telah mendepak gue dari daftar temannya tanpa gue ketahui.


Oh, postingan ini bukannya gue hendak meratap kenapa oh kenapa si mantan teman itu (ya mantan lah yauwww...) mendepak gue dari daftar temannya. Obviously, I deserved it... Pastinya gue udah lama gak kontak dia atau sekedar poke sana sini... Jadilah dia mendepak gue dari facebook... Padahal kalau dipikir-pikir ya, jumlah temen gue di Facebook itu baru ratusan loh. Gue gak pernah bisa mengerti bagaimana orang bisa menyapa satu-satu jika jumlah temannya sampai ribuan... Jadi, yah gak heran gue terdepak dengan sukses...

Alasan gue mendepak orang dari Facebook? Kurang lebih sama juga sih... Orang ini udah lama gak pernah kontak untuk say hi... atau sekedar ngasih jempol di postingan gue... Biasanya sih pasti gue delete. Walau gue maklum juga kalau temen sudah kebanyakan biasanya newsfeed jadi banyak ya... Akibatnya postingan temen sendiri bisa ketimbun dengan sukses. Tentunya sekarang gue jadi jauh lebih selektif dalam update newsfeed dan yang gak perlu langsung unsubscribe... Kenapa gak di remove aja? Hmmm, belum perlu sejauh itu deh... Kecuali beberapa diantara mereka yang bener-bener bikin gue bete .

Lalu bagaimana dengan twitter? Paling enak twitter, kalau menurut gue sih:) Kalau gue suka, gue follow dan begitu gak suka...langsung unfollow... Tapi, ngaku nih... gue masih suka itung...siapa yang unfollow gue... Ternyata jumlah masih penting buat gue... Hehehehe

But anyway. mestinya dengan segala kecanggihan teknologi yang ada sekarang kita mesti lebih mendekatkan diri pada yang sudah dekat... Mendekatkan juga yang jauh... dan menjauhkan yang sok dekat dan sok akrab... Karena pada akhirnya, your real friend is going to be the important person for you... Whether your friend is near you or in another part of this earth... keep them close in your heart through media social :)

Selasa, 01 Mei 2012

Maaf?

Flower in the middle
Gue memperhatikan yah, orang itu suseh bener untuk minta (terkadang termasuk gue). Jadi seperti biasa gue mengira-mengira kenapa ya orang susah banget minta maaf kalau dilihat dari sudut pandang gue sendiri?


Mengaku salah

Iya dong, meminta maaf itu kan berarti kita mengakui kesalahan kita... Iya, gue salah melakukan ini dan karenanya menyebabkan ini... Gue meminta maaf... Dan buat mengakui kesalahan yang kita buat itu gak gampang bowww... Apalagi dalam situasi yang under pressure.... Elo payah, kerja aja gak becus and so on. Atau orangtua yang harus meminta maaf karena anaknya sudah melakukan perbuatan yang merugikan orang lain. Itu lebih berat lagi... Yang bikin salah siapa tapi yang harus minta maaf itu siapa juga...


Gengsi
Minta maaf? Enak aja. Terus kenapa kalau gue salah? Elo gak terima? Salah begitu aja masa elo gak bisa membiarkannya aja sih? Namanya aja...sodara...atau namanya anak kecil atau namanya aja khilaf...
Si namanya aja itu yg jadi alesan padahal karena kita gengsi banget untuk minta maaf, apalagi minta maaf duluan....


Gak mau tanggung jawab
Dengan meminta maaf, berarti selain mengakui kesalahan kita artinya juga siap bertanggung jawab akan konsekuensinya... Nah, biasanya ini juga membuat orang enggan ... Udah bikin salah ya udah... namanya aja khilaf... Masa gue harus menanggung semuanya? Ogah ah... Lagian bukan salah gue aja kok... Orang lain juga meembuat gara-gara... and so on

Tanggapan
Reaksi orang berbeda-beda dalam menerima permintaan maaf. Ada yang abis itu merasa ya udah masalah selesai sampai disini karena si pelaku udah minta maaf. Tai ada juga yang menerima permintaa maaf tapi tetap menuntut tanggung jawab dari si pelaku karena minta maaf gak menyelesaikan semua masalah  yang sudah terjadi. Kasarnya elo udah bikin gosong nih masakan, okeh minta maaf diterima tapi abis itu apa? Diganti gak makanannya? Nah, menghadapi reaksi ini yang membuat orang tambah males lagi deh minta maaf

Gue gak salah
Gak merasa salah karena tetap yakin apa yang dilakukan sudah bener membuat orang jadi berusaha keras membela diri dan tidak mau tau apa kata orang lain. Pokoknya gue yang bener, elo aja yang salah...Gak bisa mengikuti kemauan gue...


Jadi, gak heran kan kalau maaf itu adalah hal yang paling mahal di dunia? Susah dikatakan dan juga susah untuk diberikan?

Flower in the middle

Ria's Been Here

Ria Tumimomor’s Travel Map

Ria Tumimomor has been to: France, Germany, Indonesia, Italy, Netherlands, Singapore, South Korea, Switzerland.
Get your own travel map from Matador Network.