Blog berisi curhatan si lajang

Jumat, 28 September 2012

(Jangan) Lakukan!

The old times
Temen gue cerita kalau keponakannya gak suka dilarang-larang sama si nenek. Jadi ceritanya si keponakan yang mungkin masih berusia sektiar 5 tahun ini sedang hiperaktif alias gak bisa diem. Seneng lompat sana sini dan bahkan memanjat pohon. Sementara si nenek langsung melarang begitu melihat si cucu akan melakukan kegiatan yang menurutnya beresiko. Cucunya jelas bete dilarang karena dia sedang senang-senangnya melakukan hal tersebut. Sementara si nenek sudah penuh dengan imajinasi: hadeuh kalau cucu gue jatuh dari pohon gimana? Ya ampun, jangna biarkan dia lari-lari seperti itu nanti jatuh! Jangan begini karena nanti akan begitu and so on... Si anak merasa dikekang sementara si nenek merasa, well...elo gak tau aja kalau jatuh tuh sakit. Gue itu berusaha melindungi elo, tau gak sih!

Sementara di kantor, lain lagi ceritanya. Ceritanya ada anak baru dan gue bertugas mengajari dia mesti ngapain, dan mesti menghindari apa dalam pekerjaannya. Singkat kata, makes ZERO MISTAKE. Mungkin otaknya mikir, mana bisalah orang gak bikin salah sama sekali dalam pekerjaannya? So, bertanyalah dia dengan polosnya,"Memangnya kalau bikin salah kenapa ya mbak?"

Kamis, 27 September 2012

[Kamis Tips Nulis] Bedah Buku Sendiri






Kamis Tips Nulis kali ini agak narsis sedikit nih… #DJTwitKF @RiaTumimomor ingin mengulas tentang bukunya sendiri yang sempat diterbitkan dalam bentuk ebook via Evolitera dan secara Indie lewat Nulis Buku. Tapi sekarang buku itu sedang gue tarik karena akan di revisi lagi. Soalnya nih, menurut masukan yang sangat berguna dari Miss G; cerita disana lebih banyak sebagai pembuka alias belum selesai.

Rabu, 26 September 2012

Berpikir



Nyokap gue paling demen sama yang namanya sinetron. Ketika gue sempat nganggur di rumah selama dua tahun, kenyang deh dengan sinetron yang banyak banget ada di televisi kita.

Jumat, 21 September 2012

APATIS


Kalau membaca di sini maka arti kata apatis adalah tidak peduli, masa bodoh dan jujur aja gue sempat merasakan hal yang sama.

Minggu, 16 September 2012

Jauh dan Dekat


Di suatu Minggu siang di acara segmen agama Katholik ada sinetron yang okeh juga pembahasannya. Gue gak ngomongin soal akting para pemainnya yang tentu aja masih kentara banget kagoknya. Tapi lebih pada isi ceritanya yang lumayan menyentil.

Jadi singkatnya, sinetron siang itu mengenai keluarga kecil dengan seorang pembantu. Ayah yang super sibuk di kantor, ibu yang sibuk keluar dengan para anggota jemaat gereja untuk pelayanan rohani bagi umat yang membutuhkan. Nah, sementara si anak bengong gak ada yang memperhatikan di rumah. Hanya bisa berkeluh kesah sama si pembantu yang kelihatannya sudah lama bekerja disana. Jadi, akhirnya si anak lama-lama kesal juga dan akhirnya mengeluh secara terbuka pada orangtuanya. Si Bapak langsung ngeles, loh saya khan sibuk cari uang buat kamu sama mama. Si Ibu langsung menangkis, saya juga sibuk dengan tugas pelayanan di gereja karena kita harus berbagi dengan orang lain. Padahal dirumah, si ibu boro-boro memperhatikan anaknya yang tengah di skors karena bolos dari sekolah. Tidak peduli ketika si pembantu memelas minta ijin untuk berbaring sejenak karena sedang sakit. Mulai melihat ada yang ironis disini?

Si Ibu yang terus menerus menekankan bahwa ia harus berbagi kasih dengan orang lain melalui pelayanan rohani. Tapi, yang membutuhkan limpahan kasih sayang rohani di rumah ternyata malah luput dari pengamatan.

Kalau dipikir sih, kita tuh sering banget seperti begitu. Seperti kata pepatah di dalam pelajaran bahasa Indonesia, semut di ujung lautan terlihat sementara gajah di pelupuk mata tidak terlihat. Yah, kurang lebih begitu deh pepatahnya. Jadi, kita lebih ribut dan sibuk dengan hal yang berada jauh dari kita tapi lupa memperhatikan yang dekat. Ada banyak orang di sekitar kita yang memerlukan bantuan tapi kita gak melihat atau pura-pura tidak melihat. Bisa saja karena perhatian kepada yang jauh itu mungkin lebih pada publisitas. Sementara dengan yang dekat, yah...siapa yang melihat selain diri kita sendiri? Tidak ada segi publisitasnya disana, tidak ada yang tau, tidak ada yang memperhatikan akan apa yang kita lakukan.

Gue rasa tanpa sadar kita semua termasuk gue sendiri sering lebih nyolot akan segala sesuatu yang lokasinya buset jauh bener. Tapi mata gue buta sama hal-hal sama yang lokasinya lebih dekat. Gak ada salahnya sih memperhatikan apa yang terjadi di luar sana, jauh, dekat.

Sama seperti kita tanpa sadar sering menyalak pada orang dirumah seperti keluarga sendiri, atau pada teman. Namun bisa manissss banget sama orang yang asing sama sekali. Kalau kampanye, itu mungkin termasuk pencitraan kali ya? Halah, gue jadi kemana-mana ngomongnya.

Anyway, mudah-mudahan gue juga bisa mengingatkan diri sendiri untuk lebih peduli pada orang-orang terdekat dan tidak hanya sibuk memperhatikan yang nun jauh disana.

Jumat, 14 September 2012

Roda Kehidupan


Seorang teman pernah bilang bahwa gak mungkin manusia itu ada di bawah terus kehidupannya. Karena kehidupan manusia itu konon bagai roda yang terus berputar. Sometimes elo di atas tapi bisa jadi beberapa waktu kemudian elo akan berada dibawah.

Bisa jadi dia bener, bisa jadi enggak. Tergantung dari sudut mana sih kita memandang. Orang yang lagi susah misalnya pasti ketika melihat orang lain yang tengah ketawa ketiwi di jalan dan menggerutu. Huh, orang hidupnya enak bener gak pernah kenal susah... Ngaku, gue aja suka gitu kok kalau lagi melihat orang yang berjalan santai di mall seperti tidak ada beban. Dan brat bret, belanja tanpa ketakutan nanti akhir bulan bayarnya gimane yeee... Pergi jalan-jalan ke luar negeri berkali-kali (dengan duit hasil keringat sendiri atau hasil kekayaan keluarga sendiri pokoknya duit sendiri dueh) sampai bisa bilang, ah bosen gue kesono. Sementara orang lain mungkin harus kerja rodi dulu sebelum bisa traveling atau bisa jadi hanya sampai di khayalan.

Tapi memangnya kita tahu apakah orang-orang yang sedang membuat kita iri bagaimana kehidupannya sehari-hari? Mungkin dari segi keuangan dia sedang tidak berada di bawah sih dan kemungkinan untuk itu kecil banget. Tapi apakah menjamin kebahagiannya? Apakah dia selalu menyambut hari dengan ceria? Atau sebenarnya dia tengah dirundung masalah yang justru tidak pernah menjadi masalah untuk orang lain?

Gue harus mengakui bahwa ada banyaaak hal yang harus dipelajari dalam hidup ini dan proses itu tidak pernah berhenti. Bahwa semua orang itu punya masalah sendiri-sendiri dan itulah yang dimaksud kehidupan manusia itu bagaikan roda yang terus berputar. Gak hanya di masalah keuangan. Sebentar punya duit lama gak punya duit. Sebentar happy lalu menahun nelangsa. Sebentar merasa hidup itu indah buanget lalu terjerumus lama ke dalam kelamnya kehidupan.

Gak berusaha sok bijaksana sih, karena gue bukan tipe yang seperti itu. Tapi perlahan gue menyadari bahwa yah, ada hal yang masih bisa membuat kita menundukkan kepala dan mengucapkan doa sebagai rasa terima kasih atas kehidupan ini. Though yeah, life is sometimes suck and a bitch...well, begitulah hidup. Kadang kamu diatas yang rasanya hanya sejenak (orang kalau happy pasti merasa waktu cepat berlalu). Dan mungkin lebih banyak menghabiskan waktu dibawah untuk waktu yang lama,

Jumat, 07 September 2012

Thank you to @MyMagnumID

Walau udah mengurangi volume peredaran di media sosial tapi tetap aja dehhh gue belum bisa kabur sepenuhnya. Why? Alasan utamanya adalah karena gue pecinta yang gratisan. Hahaha. Sejauh ini dari hasil peredaran di twitter gue sudah pernah dapat buku cerita, tiket nonton konser, dan yang baru aja gue dapatkan adalah es krim gratis dari Magnum!

Seperti biasa melihatnya juga gak sengaja di timeline @MyMagnumID yang requestnya simple banget. Hanya meminta kita click link yang diberikan lalu kita tweet dengan format yang sudah ditentukan untuk mendapatkan es krim Magnum Gold. Mau tahu? Itu loh es krim terbaru keluaran Magnum yang iklannya sempat membuat gue mengira kalau ada film baru... Hehehhe

Anyway, hari Minggu tanggal 2 September 2012 itu gue mematikan hape karena baterainya yang udah sekarat. Eh, ketika dihidupkan kembali dan browsing di twitter baru terbaca Direct Message dari Magnum kalau tweet gue untuk keponakan berhasil mendapatkan es krim gratisss! Langsung heboh deh reply dan mereka menghubungi balik; menginformasikan kalau gue dan keponakan masing-masing mendapatkan 1 paket es krim Magnum hari Senin nanti.

Pas hari Senin tanggal 3 September 2012 jam 11.30 sampai deh kurir yang mengantarkan 1 paket berisi Magnum Gold!!! Yayyy!!!

So, did I like it? Buat gue yang namanya es krim mau rasa apa aja sih biasa lancar-lancar aja meluncur lewat mulut masuk ke perut. But anyway, to be honest gue termasuk rada payah untuk urusan makanan. Boleh dibilang kalau udah suka satu macam gue sulit berpaling ke yang lain. Tapi gue selalu membuka diri untuk mencoba rasa baru karena bagaimana mau membandingkan kalau belum tahu khan? Dan sejauh ini gue tetap setia pada Magnum Classic dan tentunya Magnum Chocolate Truffle. Es krimnya Magnum nih lembuuut banget, dari dulu sampai sekarang tetap sama nikmatnya. Walau untuk kenikmatan itu kudu merogoh kocek yang lumayan nabok lah kalau lagi tanggal tua.

Why? Hmmm, entah apakah pengaruh warnanya yang kuning gue merasa lapisan Belgian Chocolate di Magnum Gold ini lebih manis dari Magnum yang memang warnanya beneran coklat. Ada beberapa rasa dari es krim Magnum sudah gue coba dan pada akhirnya gue tetap kembali mencari yang rasa chocolate dan tentunya warnanya juga chocolate. Bisa jadi kurang cucok sama gue karena gue bukan penyuka caramel. Sementara Magnum Gold ini ada embel-embel caramel pula didalamnya. Gue penyuka manis, tapi vanilla combine with caramel I suppose not my kind of ice cream :)

Tapi tetap aja seneng kok dapat gratisan dan gak nolak seandainya lain kali diajakin ke pabriknya... Huahahahahah...  Thanks ya Magnum :)

Ria's Been Here

Ria Tumimomor’s Travel Map

Ria Tumimomor has been to: France, Germany, Indonesia, Italy, Netherlands, Singapore, South Korea, Switzerland.
Get your own travel map from Matador Network.