Blog berisi curhatan si lajang

Senin, 24 November 2014

Hari Kedua: Solo - Numpang Lewat


Tanya: Udah pernah ke Solo?
Jawab: Udaaaah doooong… Baru aja… Kota wajib tuh dikunjungi. Secara kota kelahiran nyokap gue… Plus Solo kan juga tempat kelahiran Presiden RI yang sekarang… pak Jokowi
Tanya: Jadi, tempat yang paling berkesan di Solo dimana?
Jawab: Di hotel…



Yah, begitulah… Mengapa demikian? Mari gue lanjutkan cerita hari kedua Refreshing Week ini. Bangun pagi di Hotel Crowne Semarang. Apa gue bisa tidur enak? Tentu saja tidak! Bukan, bukan karena gue ketakutan gak ada temen di kamar. Tapi memang dari dulu gue selalu susah tidur kalau bukan dirumah. Jiah… Payah deh… Efek dari jarang jalan-jalan sepertinya… Aniwei, karena keenakan bermalas-malasan di tempat tidur dan menikmati bath tub, gue baru sarapan jam 6 lewat. Dan sekarang gue rada nyesel kenapa gue gak nongkrong di restoran dari jam 6 pagi. Sarapan buffett bowww… Tentu saja banyaaak yang bisa gue makan… Dan ini artinya gue tidak mungkin bisa berenang… Boro-boro yah…

Ohya, sebelum menginap di Crowne gue sempet iseng untuk mencari informasi tentang hotel ini.Ada yang mengomel karena snack bar kosong. Pas disana dan gue ngecek, bener. Hanya ada aqua yang memang diberikan gratis bagi yang menginap. Juga tea bag dan kopi lengkap serta gula.Untuk beberapa orang mungkin dengan tidak disediakan snack bar ini menyinggung perasaan kali. Serasa pengen bilang, lo pikir gue gak bisa bayar? Tapi untuk gue yang memang gak kepingin, tidak jadi masalah dengan tidak disediakannya snack dalam kulkas. Lagipula kalau memang kepingin tinggal telepon front desk. Kan beres?



Hampir jam 8 kami baru berangkat menuju Vihara Buddhagaya Watugong. Lokasinya di jl. Raya Pudakpayung, Watugong. Karena kesini butuh waktu 20-45 menit, jadi perlu menyewa mobil atau naik taksi deh .Kenapa perlu dilihat? Pagoda di Vihara setinggi 45 meter ini paling tinggi yang ada di Indonesia. Pengennya sih naik sampai lantai ke 7 ya di pagoda ini. Tapi gak jadi. Pas sampai di vihara ini, gue melihat ada pohon yang banyak banget dihiasin sama pita merah. Gue baru tau kalau pita merah itu adalah pita permohonan. Kalau sudah mengikuti ritual sembahyang baru deh dapat pita permohonan itu. Terus tulis deh nama, alamat sama permohonan baru diikat di ranting pohon. Kok gue tau? Nanya ya sama petugas disana? Boro-boro. Gue tau dari sini. Hehehehe…


Perjalanan berlanjut ke Giri Sonta yang baru gue tahu (aduh, gue taunya apa sihhh?) adalah tempat untuk para pensiupan uskup. Kalau baca disini, tempat ini namanya Wisma Emmaus, kompleks Novisiat Giri Sonta, Karangjati masih masuk Kabupaten Semarang. Pas kami sampai ada seorang romo asal Belanda yang menanyakan,”Wah, ada tujuan apa berkunjung kesini? Disini tempat tinggal orang-orang sudah tua semua.” Hehehehe… Maksudnya mungkin tempat ini bukan tempat rekreasi melainkan tempat beristirahat bagi para pensiunan romo.


Dari sini sudah menjelang siang dan berhubung kebanyakan dari anggota rombongan sudah kelaparan maka begitu terlihat restaurant Ny. Suharti langsung deh kami makan. Sempet juga mampir ke jalan Sukowati - Salatiga untuk membeli oleh-oleh. Temen-temen kantor banyak yang membeli abon sapi yang katanya nih rekomen banget. Gue sendiri membeli hanya enting-enting dan kripik ceker ayam. Perjalanan masih jauh booo. Baru hari kedua nih!


Akhirnya sesampainya di The Royal Surakarta Heritage Hotel sudah sekitar jam 13.30. Kesan pertama gue masuk ke hotel ini…rame. Ada wayang, kursi-kursi besar untuk para tamu. Singkat kata, lobby-nya keren banget.Buat yang banci foto pasti bakal narsis abis disini. Cuman sayangnya kamar kami masih belum siap. Ternyata ada kamar yang berada di smoking area dan non smoking area. Gue mendapat kamar di lantai 7 yang ternyata masih tercium bau rokok. Tapi karena terbiasa dengan aroma rokok dan sudah ingin cepat-cepat meletakkan koper maka tidak masalah deh. Atasan gue dan beberapa rekan kerja lainnya menempati kamar di lantai 5 yang rupanya area non smoking. Menunggu kamar dibenahi dan berganti baju gak berasa jam sudah mendekati sore. Huhuhuh… Ini alamat tidak bisa kemana-mana. Padahal kalau baca di Trip Advisor, hotel ini letaknya dekat dengan Keraton dan Istana Mangkunegaran.


Tempat pertama yang sempat dikunjungi adalah Serabi Notosyuman. Dan gue gak doyan sama yang namanya serabi. Yang ada di otak gue adalah, duh sempet gak nih ke pasar Klewer? Sudah menjelang jam 5 dan katanya pasar Klewer sudah tutup. Kami akhirnya menuju Pusat Grosir Batik yang letaknya….gak jauh dari Hotel… Bisa jalan kaki malah! Disana juga belanja terburu-buru karena banyak dari mereka sudah mulai menutup tokonya… Nah, disini deh gue membeli batik yang pas pulang ke Jakarta katanya KEMAHALAAAAN…

Okay, memang kelemahan utama gue adalah kalau sudah suka sama suatu barang itu semua terlihat jelas dari raut wajah. Dan gue rasa penjualnya sudah langsung tau banget tuh.Diperparah dengan kemampuan menawar gue yang berada di tingkat terbawah. Kata sepupu gue, baju batik yang gue beli ini ada di pasar Bringharjo Jogja dan harganya sekitar Rp. 60.000,- plus masih bisa ditawar. Sementara gue harus membayar Rp. 200.000,- untuk dua potong baju batik yang fotonya terlampir disini. Yang mau ngakak dipersilahkan. Dan bagi yang mau tahu nama toko dan letaknya dimana boleh kontak gue langsung. Masih gue simpen nih kartu namanya. Sayang gak ada bon saat pembelian.Ya iyalah, mana pernah dapat bon kalau beli di tempat-tempat seperti ini? Gue berusaha menghibur diri dengan mikir, yahh…emang kapan lagi gue bisa pergi ke Solo dalam waktu dekat? Tapi tetap aja nyesek ya kalau mikir harganya kok mahal banget… huhuhuhuh

Malamnya gue rada bingung mau makan dimana dan akhirnya….makan mie di RM Adem Ayem.Ampun deh, udah jauh-jauh ke Solo tapi malah makan mie? What can I say… gue kangen sama yang namanya mie… Hehehehe… Setelah itu bareng dengan rekan kantor kami menyewa becak untuk berkeliling sekitar area terdekat… Kemana aja yang bisa dilewatin deh daripada bengong didalam hotel.

Tukang becak yang ramah itu membawa kami melewati kampung batik Laweyan yang udah pasti gak bakal sempet dikunjungi. Kami melewati juga pusat informasi tourism di kampung batik Laweyan. Iya. Gak usah dibahas. Lewat doang. Bapak tukang becak ini okeh-okeh aja menunggu kalau misalnya kami ingin berhenti di suatu tempat. Dan tempat yang paling okeh adalah ketika kami bisa mampir di rumah dinas walikota Solo. Sempat ragu-ragu juga pas mau masuk, khawatir aja diusir sama yang menjaga. Ternyata tidak walau sempet juga penjaganya memanggil-manggil ketika kami mulai masuk ke area teras rumah.Bapak yang menjaga disana meminta kami untuk tidak masuk kedalam rumah. Tapiii, berhubung bapak walikotanya sedang ada acara keluar maka kami boleh foto-foto di pintu depan… Horeeee… (norak.com)
Kami juga diantar untuk melihat-lihat restoran yang konon milik presiden Republik Indonesia ini yang namanya Omah Sinten. Berhubung sudah malam, dan bingung juga mau makan apa ya disana akhirnya kami hanya melihat-lihat ke dalam restoran. Restoran Oman Sinten ini merangkap juga tempat penginapan walau kamar yang tersedia tidak terlalu banyak.Dan… ternyata rumah makan Omah Sinten ini gak jauh dari tempat gue menginap.Gubragks jedher deh.Tempat menginapnya strategis tapi gak ada waktu juga untuk menjelajahi semua tempat.


Malas buru-buru balik ke hotel kami berdua nongkrong sejenak di Galabo yang letaknya tepat di depan Pusat Grosir Batik Solo. Malem-malem makan pisang goreng coklat dan menyeruput hot tea… Kayaknya gue bakal skip acara makan pagi-pagi di Gudeg Ceker Margoyudan.Balik dari Galabo hanya perlu jalan kaki gak sampai 10 menit sudah sampai.Gue menghela napas ketika masuk ke kamar karena penerangannya kok rada remang-remang ya.Gue sampai menjelajah sekeliling kamar, berusaha mencari tahu kali-kali aja ada lampu yang lebih terang lagi.Ternyata gak ada.Oke deh. Mana kalau mau nonton tv ada kaca segala. Gimana kalau pas gue nonton tv dan melihat ke kaca lalu ada yang ikutan nonton di sebelah kanan kiri gue? Okeeeh deh… Mengkhayalnya di stop dulu. Mari browsing internet dengan wifi yang lebih lancar jaya nih dari hotel sebelumnya… Atau lihat-lihat pemandangan keluar…yaitu kerlap kerlip lampu gedung BCA. Hehehehe…

Jadi di Solo gue asli gagal maning mampir ke….
1. Pasar Klewer
2. Kampung batik Laweyan
3. Kampung batik Kauman
4. Keraton
5. Istana Mangkunegaran
6. Grojogan Sewu Tawangmangu

Segi positifnya…gue udah nginjek Solo…

0 komentar:

Posting Komentar

Thank you for reading and comments.
Comments will be screened first.

Ria's Been Here

Ria Tumimomor’s Travel Map

Ria Tumimomor has been to: France, Germany, Indonesia, Italy, Netherlands, Singapore, South Korea, Switzerland.
Get your own travel map from Matador Network.