Blog berisi curhatan si lajang

Tampilkan postingan dengan label friendship. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label friendship. Tampilkan semua postingan

Rabu, 04 September 2019

Saka Bistro - SOLO TRAVELING Part 4

Saka Bistro and bar


Blame it on the Instagram. Beberapa waktu lalu saya saling follow dengan pemilik akun IG Tan2Saka. Ketika saya melipir untuk melihat feed di akunnya, wadaw... bertebaran foto-foto art latte yang bikin hati gundah gulana... Halah. Jadi saya iseng tanya ke seorang teman (bukannya bertanya langsung aja ya) dan mendapat informasi kalau mau lihat langsung ya mesti ke Saka Bistro and bar di...Bandung. Jreng... ternyata bukan di Jakarta... Moving on...

Eh, sebulan yang lalu saya mendadak ingin ketemuan sama teman lama yang tinggal di Bandung...kenapa gak sekalian aja ke Saka Bistro ini? Kebetulan teman saya juga hobi ngopi, jadilah saya iseng bertanya langsung via DM di IG. Untuk memastikan bakal ada kah baristanya saat saya ke Saka Bistro? Ternyata dijawab, datang saja langsung... YAY!

Sabtu, 31 Agustus 2019

Hummingbird Eatery & Guesthouse - SOLO TRAVELING Part 2

Hummingbird Eatery


Setelah urusan beli tiket kereta (yang ada di postingan sebelumnya) beres, maka selanjutnya saya mulai mikir, mau menginap di mana. Ketika saya minta rekomendasi tempat menginap dari teman, dia bertanya, saya mau jalan-jalan di mana? Mau ke FO? Atau sekedar mau me-time nongkrong? Berapa lama saya di Bandung? Begitu tahu pagi-pagi saya sudah pulang, berarti saya butuh tempat menginap yang tinggal ngesot kemana-mana. 

Dan karena kami berdua sama-sama foodie jadi yang dimaksud dengan tinggal ngesot adalah tempat nongkrong alias kedai kopi. Teteup yah... 

Jumat, 27 November 2015

Meeting My Online Friends

I have this habit to ask someone that I know from correspondence and nowadays from the internet. Naturally, I didn’t ask all of them to see each other in person for various reasons. One of the reasons is because not all of them live in Jakarta. And even some of them live here in Jakarta, they are a bit reluctant in meeting with strangers. Yeah sure we chat about movies, food, our dreams for the future and so on. But is different when you chat with someone that you only know her or his face from pictures then suddenly there you are face to face. Why she or he wants to see me? Will our friendship continue after this meeting? Because of that reasons, and like a penpal once said to me that she would rather to keep the mystery between me and her. That's her response when I asked to exchange our photos. Noted. The mystery was too much for us and finally the correspondence just ended. No hard feelings because well we hardly know each other. 


Years after that, I have more online friends and also meeting  several of them in person. Not all foreigner, two of my online friends are Indonesian but live abroad. I met them in person when they went back home to Indonesia. One is an Indonesian woman who has married and live in Koblenz; Germany. Though we only have limited time to chit chat but we were able to meet up. I met her children and they are all looking gorgeous. The other one is another Indonesian woman who was studying in Korea. Now with her hubby; they live and working (somewhere) in Netherlands. 

Rabu, 25 November 2015

Tricky Tagging

So here I am, like to take photos of myself (I think we all know that by now) and naturally photos of all my friends. And naturally, after taking those pictures with great efforts I certainly want to upload them on social media. And then, my friends will need (well, at least I think they need to) information that the photo of us together has been uploaded. And to do that, why not use the tagging function on Facebook? It is easier right? Right?

Nope.

Once an acquaintance of mine was totally upset she even took the time to give me lecture about how I have to respect other people's privacy. Not everybody like to be tagged on social media and let the whole wide world know about their personal details and so on. It was a very long lecture. Obviously, I get the message...right?

Nope. Again.

Of course, I carefully avoid tagging her on social media for worry she is going to explode again. I thought she exaggerated the privacy thingy. I still think that everybody would love to be tagged. And why the heck not?

But now I grew up (older to be exact) and start to realize that not everybody like to have their photo uploaded on social media. So, I was about to post on how fun and great for me to meet my online friends in person. But to post that I have to upload any photo of me with them. And then I remembered how angry my acquaintance was about that and therefore I decided to ask through Facebook. And got few responses

Senin, 16 Juli 2012

Selamat Ulang Tahun Dear Friend :)


Pernah terpikir gak kalau nanti ultah ke 39 mau dirayakan dimana? Bareng keluarga? Bareng temen? Sendirian? Di restoran? Di rumah? Atau di... JAKARTA FAIR?

Jadi ceritanya tanggal 14 Juli yang baru saja berlalu itu gue menghubungi seorang teman yang lagi ultah untuk mengucapkan selamat. Si teman ini bertanya apakah gue sibuk karena dia ingin minta ditemenin mencari hal yang dia butuhkan di... PEKAN RAYA JAKARTA. gue kira dia becanda dan bilang kalau PRJ mah udah tutup. Tapi dia minta tolong supaya gue cek dulu so jadilah gue cek di internet. Ealah, ternyata masih buka toh!

Senin, 07 Mei 2012

Media Sosial

Lampions

Jaman media sosial begini, seorang teman gue pernah bilang media sosial itu bisa mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat.

Kalau dipikir-pikir, benar juga sih kata-kata itu. Contoh paling nyata adalah, gue bisa berhubungan sama temen  yang tempat tinggalnya jauh bener di ujung dunia. Tapi, tragisnya orang yang sudah lama gue kenal telah mendepak gue dari daftar temannya tanpa gue ketahui.


Oh, postingan ini bukannya gue hendak meratap kenapa oh kenapa si mantan teman itu (ya mantan lah yauwww...) mendepak gue dari daftar temannya. Obviously, I deserved it... Pastinya gue udah lama gak kontak dia atau sekedar poke sana sini... Jadilah dia mendepak gue dari facebook... Padahal kalau dipikir-pikir ya, jumlah temen gue di Facebook itu baru ratusan loh. Gue gak pernah bisa mengerti bagaimana orang bisa menyapa satu-satu jika jumlah temannya sampai ribuan... Jadi, yah gak heran gue terdepak dengan sukses...

Alasan gue mendepak orang dari Facebook? Kurang lebih sama juga sih... Orang ini udah lama gak pernah kontak untuk say hi... atau sekedar ngasih jempol di postingan gue... Biasanya sih pasti gue delete. Walau gue maklum juga kalau temen sudah kebanyakan biasanya newsfeed jadi banyak ya... Akibatnya postingan temen sendiri bisa ketimbun dengan sukses. Tentunya sekarang gue jadi jauh lebih selektif dalam update newsfeed dan yang gak perlu langsung unsubscribe... Kenapa gak di remove aja? Hmmm, belum perlu sejauh itu deh... Kecuali beberapa diantara mereka yang bener-bener bikin gue bete .

Lalu bagaimana dengan twitter? Paling enak twitter, kalau menurut gue sih:) Kalau gue suka, gue follow dan begitu gak suka...langsung unfollow... Tapi, ngaku nih... gue masih suka itung...siapa yang unfollow gue... Ternyata jumlah masih penting buat gue... Hehehehe

But anyway. mestinya dengan segala kecanggihan teknologi yang ada sekarang kita mesti lebih mendekatkan diri pada yang sudah dekat... Mendekatkan juga yang jauh... dan menjauhkan yang sok dekat dan sok akrab... Karena pada akhirnya, your real friend is going to be the important person for you... Whether your friend is near you or in another part of this earth... keep them close in your heart through media social :)

Kamis, 24 Februari 2011

Divorce

Nemu artikel yang menarik di sini dan jadi kepikiran deh.

Gue bukan tipe orang yang berani berterus terang. Oh, untuk beberapa hal ini bukan sifat yang baik sih. Karena gue gak berani blak - blakan pada orang lain gue jadi seneng ngomongin di belakang... Gak bagus kan?

Misalnya gue kesel karena si A minjem kamera gue melulu... Tapi karena temenan sudah lama gue gak enak mau ngomong... Yang bikin kesel bukan karena sering minjem kamera, tapi karena mesti nagih dulu baru deh tuh kamera dibalikin... Padahal mau nagih juga gak enak... Gak ditagih kan kita perlu juga... Ini hanya contoh lhooo...


Senin, 14 Februari 2011

HAPPY VALENTINE DAY :)

 Pas lagi ngeberesin DVD eh nemu film yang udah lama yang berjudul Under the Tuscan Sun. Film yang ternyata diambil dari buku yang ditulis oleh Frances Mayes tahun 1996. Sementara filmnya dibuat tahun 2003 dibintangi oleh Diane Lane sebagai si penulis Frances.

Frances diceritakan adalah penulis dan juga mereview tulisan penulis lain. Kehidupannya yang sepertinya bahagia hancur berantakan ketika tahu suaminya berselingkuh. Ditambah lagi suaminya pun membeli rumahnya yang ia perbaiki dengan uang ibunya agar bisa tinggal dengan istri barunya. Sahabatnya (diperankan oleh Sandra Oh dan Kate Walsh - yang dua2nya nanti main di Grey Anatomy) lalu memberikannya tiket untuk liburan di Tuscan - Italia. Disana Frances membeli villa tua berusia 300-an tahun dan tinggal disana. Bertemu dengan pengacara yang menarik namun sayangnya telah berkeluarga. Sempat menjalin percintaan singkat dengan seorang pria Italia namun tidak berlanjut. Hingga akhirnya diceritakan ia mendapatkan juga seseorang tapi dari Amerika juga. Seorang penulis yang pernah ia berikan review buruk.

Yang menarik dari cerita film ini dialog antara Frances dengan si pengacara yang bernama Martini di villa tersebut. Frances yang tengah dicekam rasa kesepian mengeluarkan isi hatinya yang berkata pada dirinya sendiri,"I want a wedding in this house and I want a family in this house"
Lalu Martini menjawab berikut ini :
"Between Austria and Italy there is a section of the Alps called the Semmering
It is an impossibly steep, very high part of the mountains
They built a train track over these Alps to connect Vienna and Venice
They built these tracks before there was a train in existence that could make the trip
They built it because they knew someday the train would come..."

Cerita yang disampaikan Martini pada Frances adalah agar wanita tersebut tidak terus - terusan terjebak di masa lalunya yang menyedihkan dan tetap punya keyakinan dalam menatap masa depan.
Dari percakapan diatas kita menebak bahwa keinginan Frances agar di dalam rumah tersebut ada perkawinan dan keluarga adalah dirinyalah yang menikah serta berkeluarga di dalam rumah itu. Di akhir film memang yang ia inginkan tercapai tapi orang lain yang menikah dan keluarga yang ada adalah temannya serta anaknya.
Jadi kalau kita punya keinginan, pasti Tuhan mengabulkan... Hanya saja mungkin tidak seperti yang kita mau. Mungkin Frances kurang detail meminta apa yang ia inginkan... hehehehe...

Terus terang aja buat gue film ini lebih menarik dari EAT PRAY LOVE walau gaungnya mungkin kurang ya. Karena film ini lebih bisa dimengerti buat gue. Mengenai wanita yang sepertinya punya segalanya namun harus terperosok dulu dalam lubang kesedihan yang dalam. Ia masih harus melalui jalan yang gak mulus sebelum akhirnya bisa mencapai apa yang ia cari. Kebahagiaan.

Dan juga pemandangan di TUSCAN itu...wooooo.... KEREN!!! Rumahnya yang kelihatannya tua banget itu juga comfy banget...!!!


Buat nonton bareng teman di hari Valentine yah boleh deh... Menyaksikan perjalanan hidup seorang penulis dari keterpurukan hidup hingga kembali mendapatkan kebahagiaan.

HAPPY VALENTINE DAY ^__^

Ria's Been Here

Ria Tumimomor’s Travel Map

Ria Tumimomor has been to: France, Germany, Indonesia, Italy, Netherlands, Singapore, South Korea, Switzerland.
Get your own travel map from Matador Network.