Blog berisi curhatan si lajang

Tampilkan postingan dengan label media sosial. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label media sosial. Tampilkan semua postingan

Senin, 08 Maret 2021

#DRAMA Giveaway

Apa sih giveaway?

Ada yang pernah menanyakan itu ke saya dan gunanya apa?
Giveaway sendiri artinya kalau mengintip di kamus: MEMBERIKAN. Jadi memang aneh ya kalau dialih bahasakan: kami mengadakan giveaway. Tapi pada intinya, giveaway adalah memberikan sesuatu. Saya sendiri (walau termasuk jarang) juga beberapa kali mengadakan giveaway. 

Kebanyakan giveaway diberikan tanpa persyaratan berat dan murni untung-untungan. Kalau jaman pra-internet, seperti undian pada saat acara kantor atau pesta. Dapat ya syukur banget tanpa perlu sembah sujud sama yang mengocok nomor undian. Kalau tidak beruntung, paling ngoceh bareng sama yang senasib, pulang dengan tangan kosong. Tanpa perlu asah golok untuk membacok yang mengundi. 

Giveaway juga sering diadakan oleh majalah-majalah, ada yang masih ingat majalah seperti Reader Digest, HAI, Femina? Beberapa kali saya suka ikutan saja kuis yang diadakan oleh mereka, karena hadiahnya lumayanlah. Dapat tiket nonton film, voucher makan hingga tiket konser. Kebiasaan ini berlanjut hingga era media sosial seperti Twitter dan kemudian Instagram. Karena lumayan sering dapat, saya jadi ketagihan. Lalu mulai deh saya juga ikutan mengadakan giveaway. 

Jumat, 11 September 2015

Warmth Waroeng Mee


Saya sudah sering baca tentang Waroeng Mee di beberapa blog teman yang katanya adalah tempat nongkrong asyik di Jakarta Pusat. Jadi ketika saya diajak oleh Winda Puspita untuk ikutan acara Bloggercrony Community di sana ya mau dong. Saya juga ingin melihat seperti apa sih serunya tempat nongkrong asyik di Jakarta ini? Yang juga membuat saya jadi penasaran ingin mampir ke Waroeng Mee karena merupakan bagian dari Baba Rafi Enterprise. Gak, saya belum pernah mencoba kebab-nya Baba Rafi. Dengar-dengar enak dan katanya makanan di Waroeng Mee ini juga masuk daftar kuliner enak di Jakarta. Plus yang bikin saya yakin suatu hari nanti bakal ke sana lagi karena letaknya tidak jauh dari stasiun KRL Sudirman di jalanBlora no.36. Kalau naik busway, hanya perlu berjalan kaki tidak sampai 10 menit dari halte busway Tosari ICBC. Jadi, kurang apa lagi coba?

Rabu, 11 Juni 2014

Thank you and Goodbye

Awal punya akun media sosial seperti Facebook itu, hanya digunakan untuk melacak teman-teman lama. Juga memulai persahabatan dengan teman-teman baru. Nah, teman-teman baru ini juga termasuk yang tidak gue kenal di dunia nyata. Loh? Gak kenal kok di add atau kok diterima saja permintaan untuk berteman? Yah, tidak ada salahnya juga kan menambah teman? Beberapa dari mereka akhirnya ketemu muka juga kok. Masalah apakah setelah bertemu muka itu akan jadi cocok itu menjadi urusan nanti...

Perkembangannya adalah punya akun di media sosial menjadi kesempatan untuk mengekspresikan apa yang saat itu dipikirkan, dirasakan. Jari jemari menjadi lebih  cepat daripada jalannya otak. Tau-tau udah pencet enter dan jrengg....beredarlah cuap-cuap tersebut di dunia maya. Efeknya sudah jauh berbeda dari beberapa tahun yang lalu. Dulu sih paling diem-diem diketawain sama teman-teman dunia maya. Dan paling juga disindir habis-habisan. Apalagi untuk status yang bernada emosi, berkeluh kesah berkepanjangan. Yap, jarang ada orang yang bersimpati untuk status-status semacam ini. Contohnya saja status Dinda yang mengeluh soal tempat duduk. Padahal gue yakin, gak cuman Dinda yang merasakan hal yang sama. Tapi, tidak semua memutuskan untuk mengeluh di media sosial. Yang akhirnya di foto dan disebarluaskan sehingga menjadi konsumsi orang banyak. Mengingatkan kita bahwa jari jemari ini mesti lebih bisa dikontrol jika kita tidak ingin mendapat reaksi dari begitu banyak orang.

Senin, 17 Juni 2013

Curhat Admin


Bergaul di media sosial itu gampang-gampang susah jaman sekarang. Gampangnya? Cukup bermodal gadget mau yang murah kek atau yang mahal, download applikasi media sosial, siapkan jari jemari, registrasi buat akun, udah deh... Sudah bisa di mulai...

Namanya aja media sosial, berarti kita berada dalam suatu lingkungan dengan para tetangga. Mereka adalah para teman, follower, stalker, atau apalah. Jadi semua cuap-cuap kita itu jelas akan di baca oleh para tetangga kita ini. Kalau yang following banyak orang sih, kemungkinan tipis untuk dibaca semuanya. Atau yang baru mantengin sesudah jam kerja. Tapi buat yang tipe stalker, bisa jadi twit kita akan semuanya diikuti selalu.

Jumat, 31 Agustus 2012

Back to My Old Diary


Sejak ada media sosial itu gue demeeen banget ngoceh disana. Seolah seluruh dunia harus tahu apa yang ada dalam pikiran gue. Harus tahu kalau kata-kata gue ini bisa jadi quote loh (ceileee, ge-eran amat). Pokoknya semua curahan perasaan harus segera ditulis disana. Begitu juga kalau lagi sebel sama seseorang, langsung deh acara nyindir menyindir juga dituangkan dengan sepenuh hati. Lalu mulai deh acara saling menyindir di blog. Atau ketemu tulisan yang memancing emosi, langsung deh di response dan jadilah ajang #twitwar dengan metode no mention. Hadeuh, lama-lama gue pikir gila nih kalau terus-terusan begini. Kayaknya sudah harus mulai dipikir dengan bijaksana (umur, inget umuuur) nih penggunaan media sosial. So, dimulai (dengan berat hati) dari beberapa minggu lalu gue mulai mengerem aktivitas di media sosial.

Senin, 07 Mei 2012

Media Sosial

Lampions

Jaman media sosial begini, seorang teman gue pernah bilang media sosial itu bisa mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat.

Kalau dipikir-pikir, benar juga sih kata-kata itu. Contoh paling nyata adalah, gue bisa berhubungan sama temen  yang tempat tinggalnya jauh bener di ujung dunia. Tapi, tragisnya orang yang sudah lama gue kenal telah mendepak gue dari daftar temannya tanpa gue ketahui.


Oh, postingan ini bukannya gue hendak meratap kenapa oh kenapa si mantan teman itu (ya mantan lah yauwww...) mendepak gue dari daftar temannya. Obviously, I deserved it... Pastinya gue udah lama gak kontak dia atau sekedar poke sana sini... Jadilah dia mendepak gue dari facebook... Padahal kalau dipikir-pikir ya, jumlah temen gue di Facebook itu baru ratusan loh. Gue gak pernah bisa mengerti bagaimana orang bisa menyapa satu-satu jika jumlah temannya sampai ribuan... Jadi, yah gak heran gue terdepak dengan sukses...

Alasan gue mendepak orang dari Facebook? Kurang lebih sama juga sih... Orang ini udah lama gak pernah kontak untuk say hi... atau sekedar ngasih jempol di postingan gue... Biasanya sih pasti gue delete. Walau gue maklum juga kalau temen sudah kebanyakan biasanya newsfeed jadi banyak ya... Akibatnya postingan temen sendiri bisa ketimbun dengan sukses. Tentunya sekarang gue jadi jauh lebih selektif dalam update newsfeed dan yang gak perlu langsung unsubscribe... Kenapa gak di remove aja? Hmmm, belum perlu sejauh itu deh... Kecuali beberapa diantara mereka yang bener-bener bikin gue bete .

Lalu bagaimana dengan twitter? Paling enak twitter, kalau menurut gue sih:) Kalau gue suka, gue follow dan begitu gak suka...langsung unfollow... Tapi, ngaku nih... gue masih suka itung...siapa yang unfollow gue... Ternyata jumlah masih penting buat gue... Hehehehe

But anyway. mestinya dengan segala kecanggihan teknologi yang ada sekarang kita mesti lebih mendekatkan diri pada yang sudah dekat... Mendekatkan juga yang jauh... dan menjauhkan yang sok dekat dan sok akrab... Karena pada akhirnya, your real friend is going to be the important person for you... Whether your friend is near you or in another part of this earth... keep them close in your heart through media social :)

Ria's Been Here

Ria Tumimomor’s Travel Map

Ria Tumimomor has been to: France, Germany, Indonesia, Italy, Netherlands, Singapore, South Korea, Switzerland.
Get your own travel map from Matador Network.