Blog berisi curhatan si lajang

Sabtu, 31 Desember 2011

Selamat Tahun Baru 2012


Sebentar lagi tahun yang baru akan tiba dan seperti biasa ini jadi momen yang tepat untuk merenung. Apakah tujuan gue telah tercapai di tahun 2011? Lalu berapa banyak yang tercapai dan yang tidak tercapai?

Walau setiap awal tahun gue selalu semangat untuk membuat daftar apa aja yang gue ingin lakukan atau raih, tapi tetap aja di akhir tahun gue gak berani melirik ke daftar yang sudah dibuat dengan semangat menggebu-gebut tersebut.

Sabtu, 24 Desember 2011

Jumat, 23 Desember 2011

Canda yang menyakitkan

Orang Indonesia itu paling seneng bercanda sebenarnya. Apa aja bisa dibikin lelucon untuk melewati hari-hari yang suntuk karena kegiatan rutin yang dianggap membosankan.

Saking doyannya bercanda, terkadang becandanya itu suka kelewat batas. Yaitu dengan menggunakan kelemahan orang lain sebagai bahan lelucon, bahkan termasuk pada teman sendiri.

Kalau hanya berdua dan sesekali sih, mungkin gak apa. Tapi kalau sedang berada di kumpulan teman yang lebih dari dua orang kayaknya gak etis juga ya. Apalagi dengan terus-terusan mengulang kejadian yang sama tersebut.

Rabu, 21 Desember 2011

Jadi dewasa itu...

Tadi sempet rame ngobrolin tentang kejadian seseorang yang mau memberi kejutan pada temannya yang berulang tahun tapi berakhir dengan dirinya sendiri yang terkejut... Persoalan bertambah panjang karena keluarga si perencana kejutan ini gak terima dengan kejadian yang berbuntut akibat "KEJUTAN" tersebut.

Jadi kepikiran sama gue, bahwa memang menjadi dewasa itu tidak gampang ya bowww...

Ketika kita anak-anak *yang umumnya belum mempergunakan kapasitas otak dengan sepenuhnya* melakukan sesuatu, kemudian timbul masalah...maka siapa yang diminta tolong duluan untuk menyelesaikan? Ya orang tua tentunya...walau belum tentu juga sang orang tua ini bisa bersikap dewasa dalam menyelesaikan masalah.

Jumat, 16 Desember 2011

Gengsi

Gue ketiban hoki diundang bareng Winda Krisnadefa untuk menghadiri acara 44 thn Indosat di JCC pada tanggal 30 November 2011 kemarin. Dan jadi double hoki pas gue menerima door prize yang lumayan pricey untuk ukuran gue... Walau ternyata beberapa hari kemudian gak jadi gratis-gratis amat karena harus beli battery sendiri. Tapi yah, lumayan deh. Karena gue pastinya ogah membeli gadget tersebut dengan uang gue sendiri.

But anyway, gue bukan mau ngomel-ngomel soal hadiah yang blebeb itu (karena toh sekarang udah gue pake). Tapi soal masalah gengsi...




Selasa, 13 Desember 2011

13.12.11

Beberapa tahun yang lalu pas ngumpul-ngumpul dengan para cewek-cewek 30 something di mall; beberapa yang sudah menikah menceritakan soal anak. Mereka gak butuh anak yang pinter di sekolah yang bisa jadi juara olimpiade di seluruh dunia. yang penting anak itu pinter nyari duit kalau sudah dewasa nanti. Mendengar hal itu gw jadi miris dan berpikir...ya pantes aja orang sekarang lebih perlu jadi artis daripada jadi ilmuwan. Dan gak heran orang-orang pinter kita disikat negara lain krn gak dihargai di negeri sendiri... Kalau cuman doyan ngegossiiip...kapan negara ini bakal maju?

Memang kemauan ibu-ibu itu gak bisa disalahin sih... Mereka kepingin anak mereka secara financial terjamin nanti di masa depannya. Dan sepertinya jadi ilmuwan itu kok rada-rada ngenes nasibnya di negara ini. Kecuali kalau niat untuk bekerja di negara lain karena sepertinya nasib orang-orang pinter secara akademik dan para penemu dan para ilmuwan lebih dihargai... Disini perhatian orang baru terpusat kalau sudah jadi bintang dadakan di you tube atau berdandan ala ondel-ondel Betawi...

Kasian deh nasib anak pinter...

Rabu, 30 November 2011

Cerita setelah Workshop Perempuan Menulis bersama Kampung Fiksi

Tgl 26 November 2011 akhirnya tiba juga dan gak seperti biasanya jreng... jam 4.30 pagi gue udah bangun... Masak air panas dulu buat mandi... (hahaha, keren gak gueee)... terus dengan terkantuk-kantuk bersiap-siap . Pukul 5.40 gue meninggalkan rumah dan berangkat menuju... BCP? Tentu saja belum. Tempat pertemuan para penari kata ini ditetapkan di MC D Sarinah yang buka 24 jam. MC D Sarinah sih buka 24 jam, tapi area pertokoan belum buka. Sehingga taksi tidak bisa masuk ke dalam area halaman parkir. Sampai disana gue langsung memesan menu sarapan karena baru berasa laper nih. Wah, MC D sarinah sekarang keren ya ^_^ Saking lapernya sampai lupa mau difoto-foto.

Kelar mesan, barulah bertemu dengan Meli, disusul oleh Indah baru Ge dan Sari. Kita ngobrol bentar ditemenin bolu Meranti yang super enak itu (thanks ya Meli) . Barulah sesudahnya kita pun berangkat menuju BEKASI CYBER PARK bareng dengan mobilnya Indah ^_^

Kita sampai sekitar jam 7.10 pagi. Hebat khan? Saking paginya, tukang parkirnya aja gak ada di tempat. Jadilah si bapak memarkir mobilnya dulu dan kita pun memasuki area mal yang syukurlah udah dibuka. Langsung berbondong-bondong memasuki area Cyber Food Centre yang terletak di lantai 2 dan mulai mengatur macem-macem. Sertifikat yang dipersiapkan Meliana. Makalah dan kertas pendukung latihan yang dibawa sama Ge. Daftar peserta dan label dikeluarin. Spidol juga disiapkan. Tau-tau ada peserta pertama yang sudah datang. Wadao. Pagi sekali bu! Beliau beralasan khawatir kena macet kalau berangkat siang. bener juga sih. Lalu Winda dan Deasy serta Pungky dan Topan. Gak berapa lama nongol lah moderator acara: Andi Gunawan. Peserta juga sudah mulai berdatangan! Wah, senang melihat mereka begitu bersemangat beneran datang pagi.



Karena sudah ada beberapa peserta, akhirnya dimulai pemanasan sedikit oleh Andi Gunawan. Antara lain menyambut para peserta yang udah bela-belain datang pagi. Plus memperkenalkan SPASI yang diwakili sama Pungky yang menjelaskan bahwa mereka ingin mendistribusikan buku bagi anak-anak tidak mampu berjudul Peri-peri bersayap Pelangi. Workshop Perempuan Menulis bersama Kampung Fiksi ini dimulai dengan bagian pertama yang diisi oleh Eka Situmorang.



Wow! Eka menjelaskan kenapa dia ngeblog dan kenapa juga orang gak ngeblog? Apa sih manfaat ngeblog? Gimana caranya supaya bisa mengurus blog agar ramai dikunjungin pembaca? Pastinya, menurut Eka adalah isi dari blog itu bener-bener harus buatan sendiri. Gak asal copy paste sana sini karena berarti blog kita gak orisinil. Kan banyak tuh blog yang asal comot postingan orang lain sekedar agar blog-nya banyak dikunjungin orang.


Usai Eka bertanya jawab dengan para peserta, barulah Mbak Wulan dari Marketing Communication Indosat mengambil alih panggung. Beberapa peserta yang menggunakan produk Indosat sehingga mereka sekalian nanya-nanya. Enak khan bisa nanya-nanya langsung dan malah bisa dapat hadiah voucher pulsa pula :)

Dan akhirnya tibalah bagian pelatihan menulis cerpen yang dibawakan oleh si Emak Gaul alias Winda Krisnadefa. Winda terang-terangan mengaku kalau dia merasa grogi berada di atas panggung. Mana AC-nya kurang kooperatif sehingga Winda sempat meminta tolong pada Andi untuk mengambilkan tissue agar ia bisa menyeka keringat. Keringat karena kepanasan campur grogi alias panas dingin nih... Tapi untungnya beberapa saat kemudian Winda mulai lancar tancap gas dan biar seru diadakan ulangan. Hahahah, enggak deh... Maksudnya peserta diminta untuk menulis apa aja yang terlintas di pikiran mereka ketika mendengar kata kunci: "CINCIN". Dan harus menulis nonstop selama lima menit. Terserah mau menulis kalimat: waduh, saya udah gak ada ide lagi nih tentang cincin. Pokoknya tulis terus selama waktu yang sudah ditentukan. Ruangan langsung sunyi senyap seperti sedang ujian akhir semester. Dan ternyata kejutan bangett :) Hasil yang dibuat oleh para peserta temanya bervariasi dan cukup menarik. Kita juga selang seling dengan memberi hadiah. Bahkan ada peserta yang mendapatkan buku karya Andi Gunawan yang berjudul Kejutan!

Tidak cukup menggodok para peserta untuk menulis nonstop selama lima menit, Winda juga meminta para peserta untuk menyusun kerangka karangan. Premis, plot, tokoh, akhir dari cerita tersebut. Tentunya waktunya lebih dari 5 menit sehingga peserta bisa melihat lagi makalah yang mereka dapatkan jika lupa akan penjelasan dari Winda. Seru juga karena ada yang sukses membuat plot seperti cerita dalam sinetron. Paling tidak, dengan latihan langsung seperti ini peserta bisa mendapatkan gambaran langsung seperti apa sih menulis fiksi itu?

Akhirnya tiba giliran Dhiratara dari Evolitera yang memberikan penjelasan mengenai e-publishing. Beberapa peserta terlihat antusias walau banyak diantara mereka masih ragu mengenai hak cipta dan semacamnya. Sayang nih, kartu namanya Dhira gak cukup untuk dibagikan ke seluruh peserta :) Supaya setelah workshop, mereka dapat bertanya langsung dan tentunya bisa mengupload karya mereka langsung ke Evolitera. Mantebs... Akhirnya acara terakhir bagi para peserta adalah berbincang ringan dengan penulis humor (yang mengaku gak bisa melawak) GAYUS SRONDOL KE ITALI: Hazmi Srondol. Akhirnya tiba di bagian akhir acara yaitu...foto bareng dong! Semuanyaaaa!!!

Terima kasih kami dari Kampung Fiksi ucapkan buat Eka Situmorang, member Spasi yang terdiri dari Pungky, Deedee serta Andi Gunawan dan Topan, Dhiratara dan rekan-rekannya dari Evolitera yang bela-belain datang :D. Dan tentunyaaa...para peserta yang mau bela-belain bangun pagi dan berangkat ke Bekasi Cyber Park untuk workshop ini. Tanpa dukungan kalian, acara ini juga akan jadi garing... Ya iyalah... Workshop tanpa peserta? Sedih amat... Plus bagi sponsor tunggal yaitu PT Indosat Tbk yang berkenan untuk membantu acara kami. Last but not least Pak Dian Kelana yang udah berbaik hati foto2... (KEREN PAK!), babeh Helmi dan Choirul Huda yang menyempatkan datang. Bener-bener gak nyangka akhirnya workshop kami terlaksana dan berjalan lancar ^_^

Buat yang tidak bisa hadir karena berbagai alasan padahal sudah melunasi pembayaran, kami tentunya mengharapkan di lain waktu kalian bisa datang ya:)

HIDUP KAMPUNG FIKSI!

(maap gambarnya belum ada karena emosi jiwa nih uploading ke blogspot)

Jumat, 11 November 2011

11.11.11

Hari ini adalah tanggal yang terbilang unik kalau dilihat dari penulisan seperti diatas... Sama kejadiannya seperti tahun lalu ketika tanggal jatuh di 10.10.10

Mendadak semua orang heboh ingin agar anaknya lahir di tanggal unik hari ini, dan juga menikah di KUA. Malah sampai ada KUA yang menolak mentah-mentah pasangan yang mau mendaftarkan perkawinan mereka karena udah kebanyakan...

Wajar aja sih, karena tanggal ini mestinya paling gampang diingat. Dan yang terpenting karena unik dan rasanya beda aja. Tanggal berapa lo menikah? Oh, 11.11.11 ... seru khan?


Senin, 07 November 2011

Heboh online interview

Sehubungan hendak berlangsungnya workshop Kampung Fiksi yang menggandeng Evolitera maka gue dan Sari kebagian tugas promosi dan interview. Sebelumnya kita sudah pernah melakukan live interview yang rada tersendat dengan Lala Purwono. Untunglah hasil interviewnya walau tidak banyak tapi dapat menghasilkan artikel yang inspiratif.

Nah, memang sih buat gue lebih aman lewat email ya. Paling enggak yang ditanya tuh bisa menyiapkan jawaban yang panjang dan enak untuk dibaca. Walau tentu lebih seru juga kalau dilakukan dengan live via twitter. So, setelah interview lewat email dengan penulis senior Leila S. Chudori gue lanjut dengan Dhiratara Widhya yang merupakan Co-Founder & Chief Publishing Officer dari PT Evolitera. Mau tau isi interview dengan Dhira bagaimana? Kalau mau tau isinya, tunggu aja tanggal mainnya. Tapi yang ingin gue ceritakan disini adalah kehebohan di balik interview via twitter tersebut.

Pertama-tama, gue kirim lah daftar pertanyaan apa saja yang akan kita tanyakan. Dan membuat janji secara resmi bahwa interview akan dilaksanakan tanggal 3 November 2011 jam 8 malam. Okay. Kalau ada yang nanya kenapa gak langsung ketemu aja interview-nya? Well, kita ketemuan sih di Pondok Indah Mall hari Sabtu tgl 29 Oktober 2011. Tapiii, gue yang blanky mau nanya apa ya kalau langsung begitu? Dan gue malas mempergunakan alat komunikasi untuk merekam semua pembicaraan. Karena yaaa... bayangin aja di tengah mall begitu. Berisik! Semua pembicaraan gak penting di bagian latar pasti ikut kerekam semuanya. Jadi mending seperti ini aja deh. Disiapin dulu pertanyaannya. Dan supaya seru, lewat twitter.

Jadilah hari Kamis itu gue memastikan lagi sama Dhira bisa berlangsung gak interview-nya? Dan dia bilang bisa. Sekitar jam 19.30 gue memulai dengan bio singkat yang sudah dikirimkan oleh Dhira sebelumnya. Dan sekitar pukul 20.00 interview itu pun berlangsung.

Lancar jaya? Tentu... Tapi sepanjang interview itu kami berdua mengambil langkah-langkah sebagai berikut:

1. Dhira berinisiatif memberi nomor pada setiap jawabannya di twitter. Maklum deh, secara kolomnya hanya muat 140 karakter termasuk nama orang yang dituju.
2. Karena jawaban Dhira bisa lebih dari satu kali twit, maka salah satu dari kita akan berkomunikasi dulu lewat BBM ; pertanyaannya berikutnya silahkaaannn
3. Jika ada pertanyaan baru yang tidak ada dari daftar pertanyaan yang sudah gue berikan, maka gue komunikasikan dulu lewat BBM

Saking hebohnya gue dengan langkah-langkah ini, akhirnya ada tiga pertanyaan yang terpaksa ditanyakan offline karena sukses terlewati akibat ada ide pertanyaan baru. Jadi gue biasanya suka ada pertanyaan tambahan hasil olahan jawaban dari pertanyaan sebelumnya, Dan ada pertanyaan yang kita diskusikan lewat BBM untuk tidak jadi ditanyakan karena sudah terjawab full di satu pertanyaan.

Masalah lainnya adalah, gue gak mau ambil resiko untuk melakukan interview dengan laptop. Karenaaa...jaringan internetnya suka dodolipet di malam hari apalagi pas hujan. JAdilah gue berjempol-ria semalamam twitter dan re-tweet lewat BB. Usai interview sekitar pukul 22.00 tangan gue udah pegel abis. Tapi puas deh sama hasil wawancaranya. Kepingin tau sebagian member Kampung Fiksi dan Dhiratara? Tuh, fotonya gue pasang ya :)

Jadi jangan lupa baca-baca interview yang kita lakukan dan tunggu aja update baru dari Kampung Fiksi :)

Selasa, 01 November 2011

Berbagi ilmu

Masih ngomongin soal WORKSHOP KAMPUNG FIKSI yang sedianya akan diadakan tanggal 26 November 2011 nanti bertempat di BEKASI CYBER PARK.

Sebenarnya gue masih suka bertanya dalam hati, sebesar ilmu yang gue punya kok sebegitu beraninya mendukung diadakannya workshop ini? Karena gue dan member KAMPUNG FIKSI lainnya akan memberikan pelatihan menulis. Mulai dari yang basic banget seperti bikin blog, lalu mengisinya dengan cerita sehari-hari atau topik lainnya. Lalu barulah berlanjut ke latihan penulisan cerpen sampai e-publishing.

Orang mungkin akan melecehkan, halah hari gini ngajarin orang bikin blog. Itu kan gampang? Atau, halah buang-buang duit banget bayar 50rb Rupiah hanya untuk belajar hal yang sepele?

Eits, jangan salah.

Yang kita anggap sepele belum tentu sama bagi orang lain. Buktinya? Ada banyak buku bertebaran yang mengajarkan orang bagaimana membuat blog di blogspot. Atau bagaimana menggunakan blackberry dan alat komunikasi lainnya. Beberapa orang mungkin akan menaikkan alisnya dan mencibir. Begitu aja kok dijadikan buku, emang ada yang mau beli? Well, kenapa enggak? Ada banyak orang yang mungkin ingin membuat blog dan malu bertanya. Jadilah mereka membeli buku-buku tersebut agar mendapat jawaban dari yang ingin mereka cari tahu.

Jadi melihat hal tersebut, mungkin bisa gue bilang gak ada istilahnya ilmu yang terlalu sedikit atau terlalu banyak. Apa yang kita tahu, kenapa juga gak disebarkan ke orang lain? Kenapa sih ilmu itu mesti disimpen sendiri? Selama kita bisa membaginya dengan orang lain, walaupun kapasitasnya masih sedikit ya kenapa tidak?

Kembali ke soal pelatihan, buat yang udah bikin diary dan pengen nyoba online diary...yuks... Kita bikin pelatihan langsung loh! Buat yang ingin mencoba membuat cerpen, hayuks juga... Akan kita berikan kiat-kiatnya di Workshop Kampung Fiksi. Bahkan kita juga akan melakukan simulasi bersama gimana caranya mempublikasikan cerita kita menjadi e-book lewat e-publishing.

Bukankah senang berbagi ilmu?

Selasa, 25 Oktober 2011

Workshop Perempuan Menulis Kampung Fiksi


Kita bikin workshop menulis yuk :) Pas pertama kali gue mendengar usulan tersebut terus terang aja ada rasa males di dalam hati. Soalnya..., gue masih mikir...siapalah gue ini... Siapalah kita ini yang termasuk dalam Kampung Fiksi? Apakah kita benar-benar sudah sanggup berbagi ilmu menulis yang masih super sedikit itu ke orang lain?

Tapi melihat Winda kok giat banget mencari tempat untuk workshop, mendiskusikan bahan workshop...lama-lama jadi mikir. Duh, masa sih Winda aja yang semangat begini. Kenapa gue jadi pesimistis banget ya. Yang kayak pegawai gaji mentok langsung bete kalau menghadapi hal yang baru. Selain ngabisin waktu buat belajar lagi, naek gaji juga enggak. Jadilah, akhirnya gue nanya sebenarnya latar belakang bikin workshop ini apa sih?

Jumat, 21 Oktober 2011

Niat!

Seperti biasa topik yang gue benci tapi malah sekaligus sering dibicarakan adalah...yak! Benar sekali... BERAT BADAN! (GELENG2 KEPALA)


Tapi gue jadi memperhatikan beberapa hal yang gue sangat amat tidak memiliki dalam mencapai berat yang gue impikan , yaitu:

1. Once a dream stay a dream
Iya, jadi cuman mimpi doang tapi gak ditimpali usaha yang keras dan rutin dalam mencapai mimpi tersebut

Senin, 17 Oktober 2011

Jelajah Rasa dengan Reader Digest Indonesia

Sabtu tanggal 15 Oktober kemarin untuk pertama kalinya gue mengikuti acara yang diadakan majalah Reader Digest Indonesia (RDI). Sebenarnya sih, gue sudah sering mengikuti beberapa seminar yang mereka adakan. Tapi baru kali ini gue mengikuti acara seharian penuh bersama mereka.

Jadi awalnya gue membaca di mailing list, mereka bertanya apakah para pembaca tertarik ingin mengetahui tentang proses pembuatan makanan? Misalnya tentang sate atau membuat kopi? Setelah mendapat tanggapan, barulah mereka mengadakan event tersebut melalui milis dan Facebook. Sempat ragu-ragu juga awalnya untuk ikutan. Karena acaranya ke toko roti dan kue TAN EK TJOAN, lalu ke Sate Khas Senayan dan Giyanti Coffee. Gue baru tergerak ikut menjelang hari-hari terakhir penutupan pendaftaran karena pesertanya bakal dapat oleh-oleh dari Dapur Coklat. Gue dan coklat itu khan saudara sekandung, jelas gue gak mau melewatkan kesempatan ini. Mendaftarlah gue dengan membayar biaya Rp 100,00 dan mendapat tiket sebagai bukti tanda serta.

Selasa, 11 Oktober 2011

Something new

Emang bener ya kalau belum kenal maka belum seneng sama sesuatu tempat atau sama seseorang.

Kemarin gue janjian sama temen di Central Park (yang kalau pada gak tau, itu loh mall baru sebelahnya Mall Taman Anggrek. Gak tau juga Mall Taman Anggrek? Kalau mau ke Untar atau Trisakti pasti lewat deh dua mall ini).

Gue asli sebenarnya paling males deh ke area ini. Karena pernah gue sekali iseng kesana dan ya amploppp, ini mall kok gede amat yak... Untuk mencari yang gue butuhkan aja mesti jalan jauuuh banget. Kayaknya lebih jauh dari rute yang biasa gue jalanin kalau sedang olahraga pagi. Nah, tadi adalah kedatangan gue yang kedua disana dan masih keblinger juga sama tempat itu. Tapi ketika gue iseng naik escalator untuk keluar dari Lower Ground, jreng... Gue menemukan hal yang menarik.

Jumat, 07 Oktober 2011

Ganti nomer (lagi)

Gue dan angka-angka itu tidak bisa dibilang baik hubungannya. Jadi gak heran kalau dari dulu pelajaran matematika selalu dapat nilai yang jauh dari memuaskan. Gue ancur minah di pelajaran akuntasi makanya gak bisa mengatur uang sendiri dengan baik. Paling males urusan dengan angka-angka.

Jadi tentunya gak heran kalau butuh kurang lebih dua tahun bagi gue untuk mengingat nomor GSM gue.

Awalnya gue seneng banget menggunakan nomor GSM dari provider (yang demi menghindari tuntutan pencemaran nama baik gak bakal gue sebut namanya) ini. Udah kalau menelepon murah merriah apalagi ke sesama pengguna provider tersebut. Belum lagi hadiah pulsa yang bertebaran juga membuat pengeluaran semakin irit.

Tapi itu duluuuu pas lagi masa HONEYMOON. Sekarang? Ih, pengen gue sambit deh si provider ini. Udah sering ilang sinyal (padahal dulu ilang cuman kalau lagi ada di ruangan yang sama sekali tertutup kayak basement atau toilet). Dan selalu ilang tuh pas sore menjelang malam dan baru bisa dipake lagi jam 12 malam. Emang gue ngalong terus tiap malam? Gile aja... Dan yang paling bikin gue kesel dan mangkel adalah hilangnya pulsa gue tanpa dipakai!!!

Lah, udah merugikan tingkat tinggi begitu kenapa gue masih gak mau ganti juga? Ya, karena alasan bodoh tadi mengenai gue susah menghapal nomor telepon. Jadinya karena akhirnya sudah berhasil menghapal, malas ganti-ganti lagi.

Lalu gue baca-baca soal pencurian pulsa dengan segala taktik reseh hingga merugikan pelanggan.

Memang sesuatu yang sudah lama menggelitik pikiran gue dan juga beberapa teman lainnya. Kenapa pelanggan lama itu justru jarang (kalau mau dibilang gak pernah) mendapat perlakuan istimewa dari para provider tersebut. Penawaran yang menarik buat si pengguna selalu membuat kita harus membeli kartu baru. Lagi dan lagi, sehingga gue jadi mikir. Masa iya mesti ganti kartu setiap kali ada penawaran menarik?

Dan mengapa mereka lebih suka membiarkan hal-hal yang merugikan konsumen seperti pencurian pulsa oleh CONTENT PROVIDER yang nakal tersebut? Bukankah akan merusak nama baik mereka juga karena kita akan mengingat-ingat: Pfff, pulsa gue banyak kecuri nih sama si provider ini. Gak bakal deh gue pake lagi secara yang lain juga banyak menawarkan paket menarik.

So, teman-teman... Siap-siap ya menghapus nomor gue kembali dari list kalian dan mencatat nomor yang baru... Soalnya lagi pengiritan dan pencurian pulsa 50ribu Rupiah gak bisa dibiarkan walaupun atas alasan nomor telepon yang sudah terhapal dengan baik.

Bye bye nomor lama dan welcome nomor baru (sambil mikir, sampai kapan harus terus begini ya?)

Ria's Been Here

Ria Tumimomor’s Travel Map

Ria Tumimomor has been to: France, Germany, Indonesia, Italy, Netherlands, Singapore, South Korea, Switzerland.
Get your own travel map from Matador Network.